Rabu, 08 Januari 2014

Penderitaan Samet (Penderita Tumor Syaraf)

Saat Muda, Pria dengan Ratusan Tumor Ini Jadi Tulang Punggung Keluarga



Magetan, Slamet, pria asal Magetan, Jawa Timur yang sekujur tubuhnya dipenuhi ratusan tumor, kini hanya bisa terbaring di kasur. Padahal semasa muda dulu, Slamet menjadi tulang punggung keluarganya.

Diungkapkan Suwaji, adik Slamet, saat kakaknya masih usia remaja termasuk pekerja keras dan sangat tekun. Namun sejak meninggalnya sang ayah, Arjo Jamin, Slamet harus menggantikan peran sang ayah untuk membesarkan kelima adiknya. Tanem, Jimun, Suwaji, Podo, dan Kuwat pun menggantungkan keperluan sehari-harinya pada Slamet. Sementara kakak perempuan Slamet satu-satunya yang bernama Sutirah sudah meninggal dunia.

Penderitaan Slamet semakin berat saat Painem, ibu kandungnya, juga meninggal dunia sekitar tiga tahun lalu. Padahal saat itu tumor di tubuh Slamet semakin parah. Sementara kedua orang tuanya tak mewariskan harta benda sama sekali sebagai tinggalan untuk kelima saudaranya. Mengingat betapa sulitnya mencari sesuap nasi, Slamet pun tak menggubris kondisi tubuhnya yang digerogoti tumor.

Dalam kondisi sudah dihinggapi tumor, Slamet mau tidak mau harus bekerja keras mencukupi semua kebutuhan kelima adiknya. Bahkan Slamet bekerja serabutan, mulai dari memelihara hewan ternak milik tetangga hingga mencari barang rongsokan demi mendapatkan uang.

"Saya dulu juga memelihara sapi dan kambing milik tetangga dengan sistem bagi hasil. Tapi sekarang hewan saya pada mati, sebab saya sudah nggak bisa melihat mana sapi dan kambing," ujar Slamet pada detikHealth di kediamannya di Dusun Dilis, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dan ditulis pada Kamis (9/1/2014).

Karena kondisi Slamet semakin parah, terutama penglihatannya yang semakin sulit untuk melihat, akhirnya Slamet berhenti total dari semua aktivitasnya. Sebagai gantinya kini Suwaji, adik Slamet, yang harus menjaga kakaknya setiap saat sebab rumahnya paling dekat dengan rumah Slamet.

Dikutip dari Daily Mail, Slamet diyakini menderita neurofibromatosis. Neurofibromatosis adalah suatu kondisi genetik yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkendali di sepanjang saraf. Neurofibromatosis, kelainan warisan di mana jaringan saraf tumor (neurofibromas) terbentuk di kulit, lapisan bawah kulit (subkutan jaringan), dan saraf dari otak (saraf kranial) dan sumsum tulang belakang (akar saraf tulang belakang).

Kelainan genetik ini menyebabkan pertumbuhan tak terkendali di sepanjang jaringan saraf, yang biasanya ditandai dengan pembengkakan atau benjolan di jaringan saraf. Hal ini dapat memberikan tekanan pada saraf yang terkena dan menyebabkan rasa sakit, kerusakan saraf yang parah, dan hilangnya fungsi di wilayah yang dilewati oleh saraf. Masalah lain yang timbul adalah sensasi atau gerakan tertentu, tergantung pada saraf yang terkena.

Meskipun banyak orang yang mengalami kondisi ini karena mewarisinya dari orang tua, namun hingga 50 persen mengembangkan kondisi ini secara acak akibat mutasi gen sebelum lahir. Meskipun penampilannya mengerikan dan mengkhawatirkan, akan tetapi penyakit ini tidak bersifat kanker dan tidak menular.

(fat/vit)

http://health.detik.com/read/2014/01/09/121623/2462652/763/saat-muda-pria-dengan-ratusan-tumor-ini-jadi-tulang-punggung-keluarga



Magetan, Penderitaan Slamet, pria yang sekujur tubuhnya dipenuhi ratusan tumor belum juga berakhir. Puluhan tahun, Slamet bertahan dengan penyakitnya itu karena sejumlah langkah pengobatan tak kunjung memberinya hasil positif. 

Menurut Suwaji, adik Slamet, sudah tak terhitung biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan penyakit tumor kakaknya. Bahkan ketika kedua orang tuanya masih hidup, tanah sawah seluas 10 are terpaksa dijual untuk membayar biaya operasi tumor Slamet yang mencapai jutaan rupiah.

Operasi pertama digelar 1991 silam. Saat itu, tumor belum menyebar ke seluruh tubuh Slamet. Bukannya hilang sama sekali, tubuh pria yang usianya kini memasuki 60 tahun malah dipenuhi tumor kecil-kecil. Karena keadaan Slamet kian parah, kedua orang tuanya akhirnya pasrah dan membiarkan tumor yang tumbuh di tubuh Slamet berkembang pesat hingga sekarang.

"Dulu orang tua saya menjual tanah seluas sepuluh are untuk biaya operasi kakak saya. Tapi gak ada hasil. Akhirnya ya sudah, dibiarkan begitu saja sampai sekarang," ujar Suwaji dengan nada pasrah di kediamannya di Dusun Dilis, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dan ditulis pada Kamis (9/1/2014).

Meski pihak keluarga sudah tak ada keingingan untuk membawa Slamet ke meja operasi, namun berbagai upaya lain terus dilakukan untuk mencari obat mujarab bagi kesembuhan Slamet. Belakangan Slamet mulai menjalani terapi penyembuhan dengan menggunakan ramuan daun sirih merah yang diperoleh dari warga.

Konon, daun sirih merah sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti sakit maag serta bermacam penyakit kulit lainnya. Mengetahui khasiat yang terkandung dalam daun sirih merah tersebut membuat saudara-saudara Slamet akhirnya berkeinginan untuk membuktikannya. Mereka berharap dengan mengkonsumsi ramuan daun sirih tersebut ratusan tumor yang tumbuh di tubuh Slamet bisa sembuh.

Dikutip dari Daily Mail, Slamet diyakini menderita neurofibromatosis. Neurofibromatosis adalah suatu kondisi genetik yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkendali di sepanjang saraf. Neurofibromatosis, kelainan warisan di mana jaringan saraf tumor (neurofibromas) terbentuk di kulit, lapisan bawah kulit (subkutan jaringan), dan saraf dari otak (saraf kranial) dan sumsum tulang belakang (akar saraf tulang belakang).

Kelainan genetik ini menyebabkan pertumbuhan tak terkendali di sepanjang jaringan saraf, yang biasanya ditandai dengan pembengkakan atau benjolan di jaringan saraf. Hal ini dapat memberikan tekanan pada saraf yang terkena dan menyebabkan rasa sakit, kerusakan saraf yang parah, dan hilangnya fungsi di wilayah yang dilewati oleh saraf. Masalah lain yang timbul adalah sensasi atau gerakan tertentu, tergantung pada saraf yang terkena.

Meskipun banyak orang yang mengalami kondisi ini karena mewarisinya dari orang tua, namun hingga 50 persen mengembangkan kondisi ini secara acak akibat mutasi gen sebelum lahir. Meskipun penampilannya mengerikan dan mengkhawatirkan, akan tetapi penyakit ini tidak bersifat kanker dan tidak menular.

http://health.detik.com/read/2014/01/09/141941/2462833/763/upaya-slamet-bebas-dari-tumor-jual-tanah-hingga-terapi-daun-sirih-merah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar